Selasa, 12 Januari 2010

Pengetahuan dan Identifikasi Jenis Kayu

Identifikasi jenis-jenis kayu merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pengujian dalam arti luas yaitu menentukan jenis kayu, mengukur dimensi kayu untuk mendapatkan volume serta menetapkan mutu.  

Ini bukan sekedar untuk memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan pengujian saja, namun penting bagi semua pihak, baik pemerintah, produsen maupun konsumen.
Terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan jenis-jenis kayu berperan penting dalam menentukan
besarnya pungutan Negara yang dikenakan, yang didasarkan atas wilayah asal kayu dan jenis kayu.
Penentuan jenis kayu juga memegang peranan penting dalam upaya ikut serta mencegah penyimpangan dimana suatu jenis kayu yang dilarang untuk ditebang, diperdagangkan secara bebas dengan menggunakan nama lain.
Dari sisi produsen, kepastian suatu jenis-jenis kayu penting artinya dalam proses produksi dan pemasaran. Masing-masing jenis kayu mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda sehingga dalam pengolahannya pun memerlukan penanganan yang berbeda pula. Sedangkan bagi konsumen, ini akan lebih memudahkan untuk memilih kayu-kayu yang cocok untuk kepentingannya.


Untuk menentukan jenis-jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa sepotong kecil kayu. Pada umumnya dengan memerhatikan sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah, dsb.

Penentuan jenis-jenis kayu dalam bentuk olahan mudah dilakukan dengan memerhatikan sifat kasar yang mudah dilihat. Misalnya, kayu jati memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas.
Namun, apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi, dimana sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan memeriksa sifat anatomi atau strukturnya. 
Pada dasarnya terdapat 2 sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (sifat kasar atau makroskopis) dan sifat struktur (sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur lebih dapat diandalkan daripada sifat fisik dalam mengenal atau menentukan jenis-jenis kayu. 
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, lebih baik kedua sifat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.


Sifat fisik jenis-jenis kayu dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, penciuman,  perabaan, dsb tanpa menggunakan alat bantu Diantaranya :
   1. Warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
   2. Tekstur, penampakan  sifat struktur pada bidang lintang,
   3. Arah serat, arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
   4. Gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
   5. Berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
   6. Kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
   7. Lingkaran tumbuh,
   8. Bau




Sifat struktur jenis-jenis kayu dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar dengan  pembesaran 10 kali, diantaranya:
 Pori, sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal.
 Parenkim, sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal.
 Jari-jari, parenkim dengan arah horizontal.
 Saluran interseluler, berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus.
 Saluran getah, berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa.
 Tanda kerinyut, penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial.
Kulit tersisip, berada diantara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar